Abstrak/Abstract |
Kendaraan listrik menggunakan baterai sebagai sumber energi dan baterai Li-ion merupakan jenis
baterai yang paling menjanjikan untuk digunakan. Namun, adapula kekurangan dari baterai Li-ion yaitu adalah sifatnya yang sensitif terhadap suhu. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah strategi manajemen termal terhadap baterai Li-ion yang bertujuan untuk mempertahankan besar temperatur,
serta mengurangi adanya non-keseragaman pada temperatur baterai dengan menggunakan sistem pendingin yang tepat. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan untuk menghasilkan fasilitas eksperimen sistem pendingin baterai lithium-ion 18650 dengan metode liquid cold plate. Komponen
penyusunnya terdiri dari battery box, heat exchanger, reservoir air, pompa, sistem perpipaan, serta komponen elektronik dan instrumentasi. Komponen battery box terdiri dari baterai, enclosure box, dan liquid cold plate. Komponen liquid cold plate terbuat dari aluminium dan memiliki empat
laluan yaitu circular channels sebesar 3 mm di bagian dalam komponen, sehingga memungkinkan untuk fluida kerja mengalir. Komponen liquid cold plate memiliki dimensi sebesar (120) × (110) × (60) mm untuk menyusun sebanyak 24 buah baterai dengan kapasitas 2100 mAh tersusun seri. Area
perpindahan kalor berupa pelat setebal 2 mm. Komponen heat exchanger yang dipilih memiliki dimensi (275) × (60) × (150) mm. Pompa yang dipilih mampu mengalirkan fluida hingga debit 26 LPM. Sensor yang digunakan yaitu termokopel dan pressure gauge yang dihubungkan dengan
sistem data akuisisi untuk keperluan pengambilan data. Fasilitas eksperimen ini dirancang, dimanufaktur dan kemudian dirangkai secara bertahap dari komponen mekanik, elektronik, serta instrumentasi dengan tujuan agar dapat dilakukan studi eksperimental pada masa mendatang
untuk mengetahui pengaruh dari beragam variabel penelitian terhadap sistem pendingin dan performa baterai |